Postingan ini ditujukan untuk memberi gambaran kepada anda untuk membuat laporan praktikum TID. Bukan intuk di copy paste seluruhnya.
I . PENDAHULUAN
A . Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan
pokok bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Untuk menjamin keberlangsungan
kehidupan di bumi, makhluk hidup baik manusia, hewan dan tumbuhan mutlak
membutuhkan air sebagai kebutuhan primernya. Tidak ada kehidupan makhluk yang
tidak terkait langsung atau tidak langsung dengan sumberdaya air. Tanpa air,
mikroorganisme yang mendekomposisi bahan organik tidak akan pernah ada,
demikian pula tidak akan pernah ada siklus materi dan energi, dengan demikian
tanpa air tidak akan pernah ada kompleksitas ekosistem. Sehingga dapat
dipastikan bahwa jika tidak ada air, maka kehidupan diatas permukaan bumi ini
akan terancam kepunahan.
Dalam praktek kegiatan
irigasi, sering dibutuhkan besaran infiltrasi untuk suatu daerah tertentu.
Besaran ini umumnya hanya dapat diperoleh dengan pengukuran atau analisis
tertentu. Memang tidak mungkin untuk memperoleh besaran infiltrasi yang dapat
mewakili suatu daerah yang luas secara keseluruhan, akan tetapi upaya-upaya
tertentu dapat dilakukan untuk mendekatinya.
Secara
praktis pengukuran infiltrasi dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang
besaran dan laju infiltrasi serta variasi sebagai fungsi waktu. Cara pengukuran
yang dapat dilakukan adalah dengan pengukuran lapangan menggunakan alat
infiltrometer. Dikenal dua macam infiltometer, yakni single ring
infiltrometer dan double ring infiltrometer.
B . Tujuan Praktikum
Praktikum
ini bertujuan untuk :
1. Menentukan
nilai parameter-parameter infiltrasi model Horton dengan mengunakan infiltrometer tabung.
2. Membandingkan
kurva infiltrasi model Horton dengan hasil pengamatan lapangan.
3. Menhating
besarnya infiltrasi yang terjadi selama pengamatan.
II
. TINJAUAN PUSTAKA
Infiltrasi adalah
masuknya air dari permuaaan ke dalam tanah. Apabila tanah yang kering terkena
hujan,kandungan lengas tanah di permukaan meningkatmencapai kapasitas lapangan.
Kemudian air tanah akan bergerak ke lapisan yang paling dalam. Air juga
bergerak ke semua arah. Di atas kapasitas lapangan perkolasi bergerak lambat
melailui pori-pori berukuran 10-50 µm dan pengatusa terjadi dengan cepat melaui
pori-pori berukuran >50 µm (Sutanto,2005).
Pengelolaan tanaman di
lahan kering umumnya terkendala oleh ketersediaan air. sebab ketersediaan air
di lahan tersebut hanya berasal dari hujan. Ketersediaan air di lahan kering
umumnya dipengaruhi oleh curah hujan dan kemampuan tanah menahan air. Peluang
untuk meningkatkan produksi tanaman pada penanian tadah hujan ditekankan
bagaimana memaksimalkan produksi per unit air. Terdapat naungan antara
kebutuhan air tanaman dan hasil (Arsyad dan Rustiadi,2012).
Faktor- faktor yang
mempengaruhi laju infiltrasi adalah tekstur tanah, kerapatan massa (bulk
density), permeabilitas, kadar air tanah dan vegetasi. Semakin rendah nilai
kerapatan massa (bulk density) tanah, semakin besar volume pori tanah, dan
semakin remah tanahnya maka laju infiltrasi akan semakin besar. Bila ditinjau
dari sudut vegetasi maka semakin besar penetrasi akar, semakin besar daya serap
akar, semakin tinggi akumulasi bahan organik tanah maka laju infiltrasi akan
semakin besar(Asdak,1995).
Beberapa faktor
internal dan eksternal yang mempengaruhi laju infiltrasi adalah tinggi genangan
air di atas permukaan tanah dan tebal lapisan tanah yang jenuh, kadar air
atau lengas tanah, pemadatan tanah oleh curah hujan, penyumbatan pori
tanah mikro oleh partikel tanah halus seperti bahan endapan dari partikel liat,
pemadatan tanah oleh manusia dan hewan akibat traffic line oleh alat olah,
struktur tanah, kondisi perakaran tumbuhan baik akar aktif maupun akar mati
(bahan organik), proporsi udara yang terdapat dalam tanah, topografi atau
kemiringan lahan, intensitas hujan, kekasaran permukaan tanah, kualitas air
yang akan terinfiltrasi serta suhu udara tanah dan udara sekitar (Kodoatie dan
Roestam, 2005).
Sifat
bagian lapisan suatu profil tanah juga menentukan kecepatan masuknya air ke
dalam tanah. Ketika air hujan jatuh di atas permukaan tanah, maka proses
infiltrasi tergantung pada kondisi biofisik permukaan tanah, sebagian atau
seluruh air hujan tersebut akan mengalir masuk ke dalam tanah melalui pori- pori
permukaan tanah. Proses mengalirnya air hujan ke dalam tanah disebabkan oleh
tarikan gaya gravitasi dan gaya kapiler tanah. Oleh karena itu, infiltrasi juga
biasanya disebut sebagai aliran air yang masuk ke dalam tanah sebagai
akibat gaya kapiler dan gravitasi. Laju air infiltrasi yang dipengaruhi oleh
gaya gravitasi dibatasi oleh besarnya diameter pori-pori tanah. Tanah dengan
pori-pori jenuh air mempunyai kapasitas lebih kecil dibandingkan dengan tanah
dalam keadaan kering (Hanafiah, 2005).
III.
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Pelaksanaan
praktikum infiltrasi dilakukan pada hari sabtu tanggal 11 April 2015, pukul
09.00 WIB sampai dengan selesai. Dilaksanakan di Laboratorium Teknik Tanah dan
Air, Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Syiah
Kuala, Darussalam.
B. Alat dan Bahan
Adapun
alat dan bahan yang digunakan adalah infiltrometer tabung ganda, pengukur taraf
muka air, stop wacth, ember/selang air dengan sumber air.
C. Cara Kerja
Pilih
daerah yang mewakili untuk diukur, catat tentang kondisi tanah dan jenis
tanaman yang ada. Posisikan tabung bagian dalam dengan sisi tajam mengarah ke
bawah serta pastikan gangguan ditanah seperti batuan, kayu, besi atau material
lainnya tidak ada lagi. Letakkan logam pengatur diatas tabung dan gunakan palu
untuk memasukkan tabung dengan kedalaman kurang lebih 5 cm ke dalam tanah.
Lakukan dengan hati-hati sehingga tidak merusak tanah. Letakkan tabung bagian
luar dan dengan bantuan logam pengatur serta palu masukkan tabung bagian luar tersebut
ke dalam tanah sehingga ketinggian ke dua tabung tersebut sama. Letakkan alat
pengukur ke dalam air. Pindahkan vegetasi yang mungkin menghambat pergerakan
alat pengukur tersebut dengan hati-hati tanpa mengganggu struktur tanah. Isi
tabung bagian luar dengan air sampai setinggi 5cm, dan dipertahankan mempunyai
kedalaman tetap selama pengukuran. Isi tabung bagian dalam dengan air, cara
pengisian harus hati-hati jagan sampai merusak lapisan permukaan tanah. Isi
silinder pengukur sesuai dengan kedalaman yang dikehendaki. Catat jam pada
waktu pengukuran. Awasi penurunan air dengan interal waktu tertentu (misalnya
setiap menit ke: 1, ,5, 10, 20, 30 dan 45) pengamatan dilakukan sampai laju
infiltrasi hampir konstan. Catat hasil pengamatan pada tabel yang tersedia.
Bila air dalam silinder pengukur sudah turun 5 cm ditambah lagi sehingga
mencapai tinggi mula-mula. Diusahakan pengisian kembali secepat mungkin.
IV
. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
A . Data Hasil Pengamatan
Terlampir
B . Analisa Data
- Perhitungan pengamatan di lapangan tanpa
vegetasi.
Karena y = - 0.102 x + 1.1147
Maka sesuai persamaan y = a + bx, dimana a = 1.1147
dan b = -0.102
Jadi,
nilai 
Karena
n = b = -0.102, maka :
- Perhitungan dengan Metode Horton tanpa vegetasi
Dimana M = - 0.2821
Grafik
1. Laju
infiltrasi dengan waktu tanpa vegetasi.
Grafik
2. Laju infiltrasi dengan waktu tanpa vegetasi (scaters).
Grafik
3. Laju infiltrasi dengan waktu bervegetasi.
Grafik
4. Laju infiltrasi dengan waktu bervegetasi (scaters).
Grafik
5. Laju infiltrasi dengan waktu tanpa vegetasi Metode Horton.
Grafik
6. Laju
infiltrasi dengan waktu tanpa vegetasi Metode Horton (scaters).
Grafik
7. Laju infiltrasi dengan waktu bervegetasi Metode Horton.
Grafik
8. Laju infiltrasi dengan waktu bervegetasi Metode Horton (scaters).
Grafik
9. Perbandingan laju infiltrasi dengan waktu ( pengamatan lapangan) antara yang
bervegetasi dengan tak bervegetasi.
Grafik
10. Perbandingan laju infiltrasi dengan waktu (Model Horton) antara yang
bervegetasi dengan tak bervegetasi.
Grafik
11. Perbandingan laju infiltrasi antara pengamatan lapangan dengan model Horton
( tak bervegetasi ).
Grafik
12. Perbandingan laju infiltrasi antara pengamatan lapangan dengan model Horton
( bervegetasi ).
C . Pembahasan
Ketika air hujan menyentuh permukaan
tanah, sebagian atau seluruh air hujan tersebut masuk kedalam tanah melalui
pori-pori permukaan tanah. Proses masuknya air hujan kedalam tanah ini
disebabkan oleh tarikan gaya grafitasi dan kapiler tanah.. laju infiltrasi yang
dipengaruhi oleh gaya grafitasi dibatasi oleh besarnya diameter pori-pori
tanah. Dibawah pengaruh gaya grafitasi , air hujan mengalir tegak lurus kedalam
tanah melalui profil tanah. Pada sisi yang lain, gaya kapiler bersifat
mengelirkan air tersebut tegak lurus keatas, kebawah, dan kearah horizontal.
Gaya kapiler tanah ini bekerja nyata pada tanah dengan pori-pori yang relatif
kecil. Pada tanah dengan pori-pori besar , gaya ini dapat diabaikan
pengaruhnya, dan air mengalir ke tanah yang lebih dalam oleh pengaruh gaya
grafitasi. Dalam perjalanannya tersebut, air juga mengalami penyebaran kearah
lateral akibat tarikan gaya kapiler tanah, terutama ke arah tanah dengan
pori-pori yang lebih sempit.
Proses infiltrasi yang demikian,
melibatkan tiga proses yang tidak saling tergantung:
1. Proses masuknya air hujan melalui pori-pori
permukaan tanah
2. tertampungnya air hujan rtersebut di dalam tanah
3. proses mengalirnya air tersebut ketempat lain
(bawah, samping, dan atas).
Infiltrasi (peresapan) merupakan perjalanan
air melalui permukaan tanah dan menembus masuk kedalamnya.
Tanah dapat ditembusi air karena
adanya celah yang tak kapilar melalui mana aliran air grafitas mengalir kebawah
menuju air tanah, dengan mengikuti suatu jalan berhambatan paling lemah. Gaya-gaya
kapilar mengalihkan air grafitas secara terus menerus kedalam rongga-rongga
pori kapilar, sehingga jumlah air grafitas yang melalui horizon-horizon yang
lebih rendah secara berangsur-angsur berkurang. Hal ini menyebabkan
bertambahnya tahanan pada aliran grafitas di lapisan permukaan dan berkurangnya
laju infiltrasi pada saat hujan meningkat. Air hujan yang jatuh ketanah akan
masuk kedalam tanah dengan adanya gaya grafitasi, viskositas dan gaya kapilar
dan disebut juga sebagai proses infiltrasi. Laju infiltrasi aktrual tergantung
dari karakteristik tanah dan jumlah air yang tersedia dipermukaan tanah untuk
membuat tanah lembab.
Infiltrasi mempunyai arti penting terhadap :
a. Proses Limpasan
Daya infiltrasi menentukan besarnya
air hujan yang dapat diserap ke dalam tanah. Sekali air hujan tersebut masuk ke
dalam tanah ia akan diuapkan kembali atau mengalir sebagai air tanah. Aliran
air tanah sangat lambat. Makin besar daya infiltrasi, maka perbedaan antara
intensitas curah dengan daya infiltrasi menjadi makin kecil. Akibatnya limpasan
permukaannya makin kecil sehingga debit puncaknya juga akan lebih kecil.
b. Pengisian Lengas Tanah (Soil Moisture) dan Air
Tanah
Pengisian lengas tanah dan air tanah
adalah penting untuk tujuan pertanian. Akar tanaman menembus daerah tidak jenuh
dan menyerap air yang diperlukan untuk evapotranspirasi dari daerah tak jenuh
tadi. Pengisian kembali lengas tanah sama dengan selisih antar infiltrasi dan
perkolasi (jika ada). Pada permukaan air tanah yang dangkal dalam lapisan tanah
yang berbutir tidak begitu kasar, pengisian kembali lengas tanah ini dapat pula
diperoleh dari kenaikan kapiler air tanah.
Faktor-fakor yang mempengaruhi
infiltrasi adalah :
- Kelembaban Tanah (soil moisture
content) Besarnya kelembaban tanah pada lapisan teratas sangatmempengaruhi
laju infiltrasinya. Makin tinggi kadar air dalam tanah, laju infiltrasinya
semakin kecil, dengan demikian dalam satu waktu proses infiltrasi akan
terlihat bahwa laju infiltrasi semakin kecil terhadap waktu.
b.
Pemampatan oleh curah hujan
c. Penyumbatan oleh bahan-bahan
halus
d.
Pemampatan oleh orang dan hewan
e.
Karakteristik tanah
f. Lapisan tumbuhan di permukaan
tanah
g.
Udara dalam tanah.
Untuk mengetahui besarnya laju
infiltrasi pada tanah, ada beberapa metode yang dapat digunakan yaitu metode
Horton dan metode pengukuran lapangan. Model Horton adalah salah satu model
infiltrasi yang terkenal dalam hidrologi yang dikembangkan oleh Horton pada
tahun 1933. Horton mengakui bahwa kapasitas infiltrasi berkurang seiring dengan
bertambahnya waktu hingga mendekati nilai yang konstant. Ia menyatakan
pandangannya bahwa penurunan kapasitas infiltrasi lebih dikontrol oleh faktor
yang beroperasi di permukaan tanah dibanding dengan proses aliran di dalam
tanah.
Penentuan laju infiltrasi dengan
Model Horton memerlukan data inflitrasi tanah setempat rinci, dari waktu ke
waktu dalam internal waktu yang cukup pendek, misal 10atau 15 menitan, sampai
mendapatkan laju infiltrasi yang tetap & konstan. Curah hujan efektif
dihitung dengan mengurangkan curah hujan total dengan laju infiltrasinya. Perhitungan
laju infiltrasi dengan metode Horton tidak biasa digunakan untuk
perhitungan banjir desain bendungan.
Berdasarkan pengamatan lapangan,
laju infiltrasi di empat yang bervegetasi lebih cepat daripada daripada yang
tidak bervegetasi. Nilai i yang didapat pada menit pertama pengkuran laju
infiltrasi di lapangan tak bervegetasi adalah 1,2, pada menit ke-5 menurun
menjadi 0,6, menit ke 10 menjadi 0,4 hingga konstan pada menit ke 60 yaitu 0,1.
Semakin lama laju infiltrasi semakin menurun, hal ini disebabkan karena air
terus mengalir ke dalam tanah sehingga kandungan air semakin tinggi dan pada
waktu tertentu kadar air tanah menjadi konstan karena semua pori-pori dalam
tanah sudaj terisi oleh air.
Pada lahan bervegetasi, nilai i
menit pertama adalah 74,683, menit kedua 32,845 dan konstan pada menit ke 60
dengan nilai 3,929. Ketika air dimasukkan ke dalam tabung, air langsung
mebyerap cepat ke dalam tanah. Lajua infiltrasi di lahan bervegetasi jauh lebih
cepat daripada lahan yang tidak bervegetasi.
V .
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui besarnya laju infiltrasi pada tanah,
ada beberapa metode yang dapat digunakan yaitu metode Horton dan metode
pengukuran lapangan.
2.
Laju infiltrasi di lahan yang bervegetasi lebih tinggi
daripada lahan yang tidak bervegetasi.
3.
Penentuan laju infiltrasi dengan Model Horton
memerlukan data inflitrasi tanah setempat secara rinci, dari waktu ke waktu
dalam internal waktu yang cukup pendek, misal 10 atau 15 menitan, sampai
mendapatkan laju infiltrasi yang tetap & konstan.
4.
Tanah dapat ditembusi air karena adanya celah yang tak
kapilar melalui mana aliran air grafitas mengalir kebawah menuju air tanah,
dengan mengikuti suatu jalan berhambatan paling lema.
5.
Pada lahan bervegetasi menggunakan metode pengukuran
lapangan,laju infiltrasi konstan pada menit ke-60 dengan nilai 1,0, dengan
metode horton didapat nilai 4,0.
6.
Pada lahan tak bervegetasi menggunakan metode
pengukuran lapangan,laju infiltrasi konstan pada menit ke-60 dengan nilai 0,1,
dengan metode horton didapat nilai 13,31.
B . Saran
Untuk perhitungan menggunakan rumus,
lebih mudah dipaham jika dibuat satu contoh perhitungan.
DAFTAR
PUSTAKA
Arsyad,sitanala dan Rustiadi, E, 2008. Penyelamatan Tanah, Air, dan
Lingkungan. Pustaka Obor Indonesia. Yogyakarta.
Asdak, C. 1995. Hidrologi dan Pengelolahan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada.
University Press. Yogyakarta.
Hanafiah, K. A., 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. PT Raja Grafindo. Persada.
Jakarta.
Kodoatie, R.J dan Roestam sjarif, 2005. Pengelolaan Sumber Daya Air
Terpadu. Andi. Yogyakarta .
Sutanto,Rachman. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah.
Kanisius. Yogyakarta.